Senin, 02 April 2012

KLASIFIKASI Apium Graveolens L

Apium graveolens L (Seledri)
Kngdom                        : Plantae (Tumbuhan)
Divisio                         : Spermatophyta (Tumbuhan biji)
Subdivisio                   : Angiospermae ( Tumbuhan biji tertutup)
Classis                         : Magnoliopsida (dikotil/berkeping dua)
Ordo                            : Umbellales (Apiales)
Familia                        : Umbelliferae
Genus                          : Apium
Spesies                        : Apium graveolens L

Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Divisi               : Spermatophyta (Tumbuhan biji)
                                Adanya suatu biji
Sub divisi        : Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)
Bakal biji selalu diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang dinamakan bakal buah, yang kemudian kadang-kadang beserta bagian lain dari bunga akan tubuh menjadi buah dan bakal biji yang telah menjadi biji terdapat didalamnya.
Kelas               : Magnoliopsida (dikotil/berkeping dua)
- Biji mempunyai 2 daun lembaga, pada waktu berkecambah belah menjadi 2 bagian
- Batang dari pangkal ke ujung seperti kerucut panjang, bercabang-cabang, buku-buku dan ruas tidak jelas
- Daun majemuk, daun duduknya tersebar / berkarang , tulang daun menjari / menyirip
Ordo                : Umbellales (Apiales)
-  Jarang berupa tumbuhan berkayu
-  Batang beralur berigi-rigi dan berongga
- Daun tunggal atau majemuk, tanpa daun penumpu, pangkal tangkai sering melebar seperti upih, duduknya tersebar-
- Bunga majemuk berupa payung tunggal atau berganda berbilang 4-5 dengan kelopak kecil dan mahkota yang berdaun mahkota bebas
Family                         : Umbelliferae (Apiaceae)
-  Tumbuha aromatik
-  Batang berongga, permukaannya beralur
-  Daun majemuk berganda
-  Pangkal tangkainya melebar menjadi upih, duduknya tersebar jarang berhadapan, tanpa daun penumpu
-  Bunga majemuk berupa payung, payung majemuk
-  Kelopak kecil berlekuk 5, menempel pada bakal buah
-  Mahkota terdiri atas 5 daun mahkota yang bebas dg ujungnya membengkok ke dalam, cepat gugur kadang-kadang tanpa mahkota
Genus                    : Apium
-  Tanaman herba, sayuran, aromatik
-  Batang berongga
-  Tumbuh tahunan di tanah basah, tumbuh sampai 1m
-  Bunga putih kecil dengan bentuk payung

Kamis, 08 Maret 2012

BUKAN HANYA ANJING, KUCING DAN MONYET- BERBAGAI JENIS HEWAN LAIN PUN PERLU BERMAIN

BUKAN HANYA ANJING, KUCING DAN MONYET- BERBAGAI JENIS HEWAN LAIN PUN PERLU BERMAIN

Dengan lebih akurat mengkarakterisasi bermain dan mengamati seluruh kerajaan hewan, maka manusia lebih bisa memahami diri mereka sendiri.

Melihat seorang anak kecil atau seekor anjing sedang bermain bukan pemandangan yang asing. Tapi bagaimana dengan kura-kura atau bahkan tawon?

Ternyata, mereka pun senang bermain.

Bahkan, menurut Gordon Burghardt, seorang profesor psikologi di Universitas Tennessee, Knoxville, banyak hewan – bukan hanya anjing, kucing, dan monyet – memerlukan sedikit waktu untuk bermain.

“Saya mempelajari perilaku reptil bayi dan remaja selama bertahun-tahun dan tidak pernah melihat apa pun yang saya pikir sebagai bermain. Lalu suatu hari tanpa sengaja saya melihat Pigface, kura-kura bercangkang lembut Nil, memukul-mukul bola basket di Kebun Binatang National, Washington, DC. Saya menyadari reptil juga senang bermain,” kata Burghardt.

Temuan Burghardt dibahas dalam The Scientist edisi Oktober. Untuk membaca artikel dan melihat video Burghardt tentang berbagai hewan yang bermain, kunjungi http://www.the-scientist.com/2010/10/1/44/1/

Pada artikel yang berjudul “Resess,” Burghardt menyoroti lima kriteria bermain. Burghardt menjadi salah satu peneliti pertama yang mendefinisikan “bermain” pada manusia dan juga pada spesies yang tidak diduga sebelumnya mampu bermain, seperti ikan, reptil dan invertebrata. Topik yang diangkat dalam artikel Burghardt muncul dalam buku, “The Genesis of Animal Play — Testing the Limits.”

Burghardt meringkas lima kriteria dalam satu kalimat: “Bermain adalah perilaku berulang yang tidak sepenuhnya fungsional dalam konteks atau dalam usia, yang mana hal itu dikerjakan dan dimulai secara sukarela ketika hewan atau orang berada dalam keadaan santai atau stres-rendah.”

Menurut Burghardt, dengan lebih akurat mengkarakterisasi bermain dan mengamati seluruh kerajaan hewan, maka manusia lebih bisa memahami diri mereka sendiri.

“Pada hewan, kita dapat mengevaluasi lebih cermat peran bermain dalam pembelajaran keterampilan, menjaga kebugaran fisik dan mental, meningkatkan hubungan sosial dan seterusnya daripada yang kita bisa dalam masyarakat,” kata Burghardt. “Kami kemudian dapat mengembangkan ide ini dan menerapkannya kepada manusia untuk melihat apakah dinamikanya juga sama pada pekerjaan. Sebagai contoh, peran bermain dalam mengurangi efek dari gangguan perhatian defisit hiperaktif pada anak-anak yang sedang dikaji berdasarkan penelitian pada tikus.”

Bermain telah membantu terapi bagi anak-anak yang mengalami gangguan. Selain itu, studi-studi sedang berlangsung pada peran aktif manfaat dan secara intelektual merangsang kesenangan bagi para pensiunan. Demikian pula, pekerjaan yang menyerupai bermain sangat didambakan oleh manusia.

“Anak-anak dan orang dewasa sering ingin melakukan aktivitas menyenangkan diri dan akan bekerja keras untuk memiliki kesempatan melakukannya. Bagi orang-orang yang paling beruntung, pekerjaan mereka adalah bermain itu sendiri jika memenuhi lima kriteria,” kata Burghardt.

Penelitian Burghardt mengilustrasikan bagaimana bermain telah tertanam dalam biologi spesies, termasuk di dalam otak. Bermain, sebanyak psikologi hewan termasuk emosi, motivasi, persepsi dan kecerdasan, merupakan bagian dari sejarah evolusi mereka dan bukan hanya perilaku acak yang tak berarti, katanya.

“Bermain merupakan bagian integral dari kehidupan dan dapat membuat hidup menjadi berharga.”

Jumat, 06 Januari 2012

METAKOGNISI KEL. 11 & 12


Kel. 11 EKOSISTEM AKUATIK
Hutan pantai adalah hutan yang menyebar di sepanjang pantai yang tidak tergenang oleh pasang surut air laut dengan luas + 3,3 juta hektar. Ciri umum ekosistem ini antara lain adalah tidak terpengaruh iklim, tanah kering (tanah pasir, berbatu karang, lempung), tanah rendah pantai, pohon kadang-kadang ditumbuhi epyphit. Hutan pantai dapat dijumpai di pantai selatan P. Jawa, pantai barat daya Sumatera dan pantai Sulawesi.
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis. Jadi rawa merupakan semua macam tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan tanah pasang surut.
Mangrove di sebut juga hutan pantai, hutan pasang surut air laut, hutan payau, atau hutan bakau. Merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan ini terdapat di di Pulau sumatra ,kalimantan ,jawa dan irian jaya. Hutan ini dapat hidup dengan subur kalau wilayah pesisir tersebut memenuhi syarat-syarat berikut, terlindung dari gemuran ombak dan arus pasang surut air laut yang kuat, daerahnya datar, memilki muara sungai yang besar, dan kadar garam air laut antara 10-30 per mil. Jadi hutan mangrove sangat penting di wilayah pesisir yang memiliki fungsi sebagai penahan abrasi, penyerap limbah, dan pencegah intrusi laut.
Ekosistem air tawar memiliki cirri-ciri antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau) dan hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang ke air bila mencari makanan saja. Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah.
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pantai yang cukup banyak diminati di dunia ini tidak hanya karena keindahannya (yang membuat harganya tinggi sehingga banyak yang diambil secara paksa dari laut) tapi juga karena keunikkannya. Di Indonesia ini nilai total terumbu karang dapat dibilang tak ternilai karena wilayahnya yang luas (60.000 km2). Jadi terumbu karang juga tempat bertelurnya ikan-ikan dan juga dapat menahan abrasi pantai.

<$21--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE
Kel. 12 SUKSESI
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Jadi suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Jadi suksesi juga bisa di buat oleh manusia.
Suksesi dapat dibedakan berdasarkan kondisi habitat yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Jadi suksesi primer dapat di sebabkan oleh letusan gunung dimana tumbuhan sekitarnya atau lingkungan sekitarnya akar hancur dan lama kelamaan akan tumbuh lagi tumbuhan yang baru. Sedangkan suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angin topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan.
Penyebab adanya suksesi yaitu iklim, topografi, dan biotic. Keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Dalam topografi yaitu perubahan kondisi tanah, antara lain: Erosi:  Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi.





METAKOGNISI KEL. 9-10


Kel.9 EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan antara   struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies (spesies diversiry). Ekosistem yang mempunyai struktur yang kompleks,memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Jadi ekosistem juga hubungan timbale balik antara mahluk hidup dengan lingkunganya dimana hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai makanan dan jaring makanan.

Ekosistem terbagi menjadi dua system yaitu system tertutp dan system terbuka. Sistem tertutup yaitu sistem dengan batas yang memungkinkan untuk terjadinya pertukaran energi, tetapi tidak memungkinkan pertukaran materi antara sistem dengan lingkungannya, contohnya bumi. Sedangkan sistem terbuka yaitu sistem dengan batas yang memungkinkan terjadinya pertukaran energi dan materi melintasi batas. Sistem alam terbuka memiliki kharakteristik cenderung berada dalam suatu kondisi yang seimbang dan dinamis.
Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua macam, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk hidup, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan mahluk hidup lainnya. Sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda mati, contohnya  suhu, sinar matahari, air, tanah, angin dan garis lintang. Seluruh komponen biotik dalam suatu ekosistem membentuk komunitas. Dengan demikian, ekosistem dapat diartikan sebagai kesatuan antara komunitas dengan lingkungan abiotiknya.
Cahaya matahari adalah sumber utama energi bagi kehidupan. Jadi cahaya matahari juga berperan dalam proses fotosintesis. Energi memasuki sebagian besar ekosistem dalam bentuk cahaya matahari, energi cahaya matahari ini diubah menjadi energi kimia oleh organisme autotrof, yang kemudian diteruskan keorganisme heterotrof dalam bentuk senyawa-senyawa organik dalam makanannya dan dibuang dalam bentuk panas.
Kel. 10 EKOSISTEM DARAT/ TERRESTRIAL
Daerah tropis secara keseluruhan mencakup 30 % dari luas permukaan bumi. Hutan Tropis merupakan hutan yang berada di daerah tropis. Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %.
Hutan musim tropis terdiri atas pepohonan yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Karakteristik hutan musim tropis yaitu, tumbuhan membentuk formasi musiman, tumbuhan umumnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit (mampu beradaptasi dangan musim kemarau dan musim hujan), pada musim kemarau daunnya merandas (rontok) sebaliknya pada musim penghujan daunnya lebat, hutan musim biasa diberi nana sesuai dengan spesies tumbuhan yang dominan. Contoh : hutan jati, hutan pinus, hutan angsana.
Hutan konifer termasuk daerah-daerah penghasil kayu terbesar di dunia. Jarum-jarum konifer sangat lambat membusuk, dan tanah mengembangkan profil pedsol yang sangat khas. Tanah dapat mengandung populasi organisme-organisme kecil cukup baik tetapi sedikit organisme-organisme yang lebih besar.
Hutan boreal Dikenal juga sebagai hutan konifer belahan bumi utara atau ”taiga”, menempati zona mulai dari perbatasan dengan tundra sampai sekitar 800 km ke sebelah selatan. Hutan boreal ini tumbuh di region dingin atau sejuk, beriklim lembab dari pedalaman continental.
Padang rumput menguasai daerah yang luas di dunia ini baik di tropika maupun temperata. Padang rumput temperata, dikenal dengan ”prairie” dalam dunia baru dan ”stepe” dalam dunia lama tidak mempunyai tumbuhan berkayu. Padang rumput tropika, dikenal sebagai ”savanna”, biasanya mempunyai pohon dalam vegetasinya. Jadi padang rumput hanya terdapat rumput tidak tumbuh pohon-pohon yang berkayu dan juga terdapat mahluk hidup. Sedangkan padang pasir  kondisi lingkungannya kekurangan satu atau lebih faktor-faktor penting yang diperlukan untuk hidup. Faktor pembatas yang memungkinkan untuk menunjang kondisi ini adalah kekeringan, suhu yang ekstrim, adanya substansi toksil, atau kecepatan angin yang tinggi. Contoh padang pasir yang luas adalah padang pasir panas dan sejuk di zona arid/kering dan padang pasir dingin atau tundra di daerah dengan garis lintang tinggi di belahan bumi utara.