Senin, 19 Desember 2011

JAMUR (FUNGI)


FUNGI (Cendawan atau Jamur)
Cendawan tidak mempunyai kromatofora, oleh sebab itu umumnya tidak berwarna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatannya terdapat bermacam-macam zat warna, terutama dalam badan buahnya. Zat-zat warnanya terdiri atas senyawa aromatic yang tdak mengandung N. talus hanya pada yang paling sederhana yang telanjang, umumnya sel-sel mempunyai membrane yang terdiri atas kitin dan selulosa.
Bagian tubuh yang vegetative terdiri atas benang-benang halus yang dinamakan hifa, yang seluruhnya merupakan miselium. Benang-benang itu ada yang bersekat-sekat ada yang tidak.
Pembiakan dengan bermacam-macam spora, pada jamur yang hidup di air berupa spora kembara yang mempunyai bulu cambuk.
Fungi yang hidup di darat dapat menghasilkan spora yang terbentuk di dalam sel-sel khusus (askus), jadi merupakan dospora, ada yang diluar basidium dan disebu eksospora. Di samping itu kebanyakan jamur dapat membiak aseksual dengan konidium.
Pembiakan aseksual dapat berlangsung dengan berbagai cara, yaitu isogami, anisogami, oogami, gametangiogami (perkawinan dua gametangium yang berlainan jenis kelaminnya), dan somatogami (perkawinan dua sel talus  ynag tidak mengalami diferensiasi).
Beberapa jenis jamur dapat merubah sel-sel tertentu menjadi alat-alat untuk mengatasi kala yang buruk, yang disebut teletospora, klamidospora, atau gemma. Dapat juga sekumpulan benang-benang miselium merupakan badan seperti umbu dan merupakan sklerotium.
Jamur hidup sebagai saprofit atau parasit, ada yang dalam air, kebanyakan di daratan. Dalam laut jarang sekali terdapat. Kebanyakan dari yang hidup sebagai saprofit dapat dipiara pada substrat buatan. Sebagai zat makanan cadanagn terdapat glikogen, lemak dan kadang-kadang juga manit dan ureum.
Cendawan dapat dibedakan dalam phycomycetes  dan eumycetes. Di samping itu terdapat suatu kelompok yang dianggap sebagai kelas tersendiri, yaitu mixomicetes.

KELAS EUMYCETES
Miselium bercabang-cabang dan bersekat, dinding selnya terdiri atas kitin.pembiakan vegetative dengan spora yang terbentuk endogen didalam askus atau eksogen pada basidium. Pembentukan askus dan basidium merupakan sifat-sifat yang  spesifik dan menjadi dasar di dalam mengklasifikasikan eumycetes dalam takson yang lebih kecil.
Askus bagi ascomycetes merupakan alat reproduks yang  spesifik, sebenarnya  tidak lain dari pada sporangium yang berbentuk buluh dengan jumlah spora (yang terjadi endogen menurut pembentukan  sel bebas) yang tertentu yaitu 8, kadang-kadang 4, seperti terdapat pada saccharomyces.
Basidium dalah alat reproduksi berbentuk gada. Padanya terbentuk 4 basidiospora secar eksogen. Sebelum terjadi pembentukan spora, baik dalam askus maupun basidium, mula-mula terjadi peleburan dua inti lebih dulu, kemudian diikuti oleh pembelahan reduksi.
Askus dan basidium terkumpul dalam satu tubuh buah yang terdiri atas plektenkim. Dalam tubuh buah, askus atau basidium  tersusun tegak dan berjajar seperti jaringan tiang (palisade) bersma-sama dengan parafisis dan merupakan suatu lapisan dan merupakan dan dinamakan himenium. Di samping kedua macam spora tersebut, seringkali juga terdapat konidium sebagai alat-alat berkembang biak.
Berdasarkan alat perkembang biakannya , eumycetes dibagi  dalam tiga anak kelas yaitu :
1.    Ascomycetes, berkembang biak dengan askospora, disamping itu juga dengan konidium
2.   Basidiomycetes, berkembang biak dengan basidiospora, kadang-kadang juga konidium
3.   Deuteromycetes atau fungi imperfecil, yang tidak mempunyai askus atau basidium dan hanya membiak dengan konidium saja.
Anak kelas ASCOMYCETES
Seperti yang telah disebutkan dalam namanya, tanda utama untuk mengenal Ascomycetes ialah askusnya.  Telah disebut di muka, bahwa askus adalah suatu sporangium yang menghasilkan askospora, yang terjadinya di dahului oleh peristiwa-peristiwa berikut :
1.    Perkawinan (kopulasi) antara gametangium betina dengan gametangium jantan
2.   Plasmogami, bersatunya plasma kedua gametangium tersebut
3.   Kariogami, bersatunya inti yang berasal dari kedua gametangium tadi
4.   Pembelahan reduksi setelah kariogami, baru kemudian di susul dengan bembentukan askospora secar endogen, menurut pembentukan sel bebas.
Biasanya dalam askus terdapat sejumlah spora yang tetap. Kreana besarnya keaneka ragaman, pengelompokan secara sistematis sukar dilakukan. Biasanya Ascomycetees di bagi dalam dua bagian yaitu :
I.            Protoascomycetes
II.         Euascomycetes
Protoascomycetes
Warga Protoascomycetes mempunyai miselium yang berbentuk benang atau tidak, hifa askogen dan tubuh buah belum ada, juga himenium belum ditemukan. Jamur-jamur ini ada yang bersifat haploid, tidak memperlihatkan pergiliran keteurunan. Setelah terjadi perkawinan, zigot langsung berubah menjadi askus. Plasmogami dan kariogami berlangsung berurutan dan terjadi dalam tempat yang sama.
Yang digolongkan dalam Protoascomycetes adalah jenis-jenis Ascomycetes yang dijadikan satu bangsa, yaitu :
Bangsa Endomycetales
Saat boleh jadi Endomycetes berasal dari Zygomycetales. Hasil perkawinan di sini berupa suatu zigot yang seterusnya berkembang menjadi askus.
Dalam bangsa Endomycetales termasuk beberapa suku di antaranya :
a.    Suku Dipodascaceae
Hifa bersekat dan mengandung banyakl inti. Untuk pembiakannya, dua hifa yang berdekatan membentuk cabang-cabang untuk kopulasi (gameyangium) yang berbentuk seperti paruh. Ujungnya yang bersentuhan lalu bersatu karena dinding di situ terlarut.  Setelah terjadi kopulasi, bagian belakangnya lalu terpisah dari hifa yang mendukungnya dengan suatu dinding pemisah. Baru setelah terjjadi kopulasi-lah dapat kita lihat perbedaan jenis kelamin antara kedua gametangium itu. Dari gametangium yang jantan beberapa inti jantan lalu masuk kedalam gametangium betina.  Dari banyak inti itu akhirnya hanya satu Inti jantan dan satu inti betina yang bersatu. Gametangium betina lalu menonjol  dan membentuk askus yang berbentuk kerucut yang memanjang. Inti yang diploid itu  lalu masuk ke dalam askus tadi, sedang inti-inti lainnya yang tidak mengadakan perkawinan lalu mengalami degenarasi. Inti diploid tadi lalu mengadakan pembelahan reduksi dan dengan pembentuk sel bebas terjadilah askospora, masing-masing dengan satu inti. Contoh dari suku ini ialah Dipodascus albidus.
b.    Suku Endomycetaceae
Sel-selnya pada waktu muda mengandung banyak inti, kemudian tiap-tiap sel ahany mengandung satu inti saja. Cara pembentukan spora seperti pada Dipodascaceae, tetapi pada Endomycetaceae gametangiumnya berinti satu saja. Hasil kopulasi tidak memanjang, melainkan membualat dan berisi kejumlah spora yang konstan, yaitu seperti pada Ascomycetes yang tinggi tingkatannya,  dalam askus terdapat 8 askospora. Sebagai contoh suku ini adalah Eremascus albus dan Endomyces magmasii.
c.    Suku Saccharomycetaceae (khamir)
Jamur ini dianggap sebagai penjelmaan Endomycetaceae. Biasanya bersifat uniseluler dan membiak denagn pertunasan. Dalam keadaan makanan tertentu dapat memperlihatkan hifa, tetapi hifa itu tidak tetap dan dapat terputus-putus menjadi sel-sel yang terpisah-pisah.
Pada beberapa jenis terdapat pembiakan generative. Dua sel dapat berkopulasi dan merupakan suatu zigot, yang selanjutnya menjadi askus dengan inti yang diploid. Dengan pembelahan reduksi umumnya terbentuk askospora, tetapi ada pula yang 8 (Schizosaccharomyces octosporus)
Askospora akan tumbuh menjadi sel-sel vegetative yang haploid  pad beberapa jenis Saccharomyces askosporanya pada  waktu perkecambahan dapat berkopulasi menjadi sel-sel  vegetative yang diploid itu membiak dengan pertunasan. Sel-sel akhirnya dapat bersifat sebagai askus, mengadakn pembelahan reduksi dan membentuk askospora. Jadi disini terdapat suatu sporofit, akan tetapi gametofitnya tidak ada, karena spora langsung mengadakan  kopulasi. Ada kalanya askospora berubah dulu menjadi sel vegetative yang haploid, dan baru kemudian sel-sel itu mengadakan kopulasi. Jadi dalam hal ini ada gametofit dan sporofit, dengan lain perkataan terdapat di sini pergiliran  keturunan.
Dinding sel khamir tidak memperliahtkan reaksi selulosa maupun kitin, tetapi antara lain mengandung fosfor glikoprotein.
Khamir terdapat pada buah-buahan, lendir, dan lain-lain. Dalam cairan yang mengandung gula menyebabkan pengkhamiran, yaitu perubahan gula menjadi alcohol. Dari suku ini jenis-jenis yang penting ialah:
·       Saccharomyces elipsoideus, untuk mengkhamirkan cairan buah anggur minuman anggur.
·       Saccharomyces tuac, merubah air nira (legen) tuak (badeg)
·       Saccharomyces cereviceae, khamir roti atau khamir bir, juga disebut khamir raja yang berguna dalam pembuatan roti atu alcohol
·       Schizosaccharomyces octosporus
Sel-sel khamir yang mengendap (bottom yeast) pada pembuatan bir disebut faex medicinalis dan berguna dalam pembuatan pil-pil vitamin B kompleks.
Euascomycetes
Cendawan yang termasuk golongan ini mempunyai askus di dalamnya sejumlah askospora yang tetap, yaitu selalu 8. Pada Euascomycetes askus tidak langsung terbentuk dari zigot yang berasal dari peleburan  dua gametangium, akan tetapi seperti berikut. Dalam calon-calon tubuh buah sel-sel ujung hifa pada gametofit membesar menjadi sebuah badan yang mengandung banyak inti, yaitu gametangium betina yang pada Euascomycetes ini disebut askogonium, pada ujung askogonium terdapat suatu tonjolan yang memanjang dengan ujung yang bengkok dengan  di dalamnya banyak inti. Tonjolan dengan bentuk yang sitimewa ini dinamakan dengan trikogin. Dari ujung hifa yang berdekatan ada yang sel-sel ujungnya lalu berubah menjadi anteridium yang bersentuhan dengan ujung trikogin. Alat-alat kelamin ini terdapat bergerombol-gereombol. Ujung trikogen itu lalu membuka dan  intinya lalu mengalami degenarasi. Init jantan dari anteridium lalu masuk melalui trikogen kedalam askogonium. Dalam askogonium ini inti jantan dan betina tidak mengadakan perkawinan, melainkan hanya berpasang-pasangan saja. Dari asakogonium ini terbentuk  hifa askogen, dan inti berpasanag itu lalu masuk kedalamnya. Hifa askogen inilah yang dapat kita pandang sebagai sporofinya
Euascomycetes, karena hifa inilah yang akhirnya enghasilkan askospora. Hifa askogen bercabang-cabang dan bersekat, dan pasangan inti jantan dan betina  memperbanyak diri dengan tiap-tiap kali membelah secara serempak, dan dengan ini sel-sel hifa askogen masing-masing mempunyai sepasang inti  jantan dan betina . Akhirnya dari sel-sel ujung cabang-cabang hifa askogen akan terbentuk askus.  Sebelum askus terbentuk, sel ujung hifa membengkok membentuk badan seperti kait.    
Sepasang inti dalam sel ujung itu lalu membelah serempak, hingga dalam sel ujung tasdi terdapat 2 pasang inti. Dari 4 inti yang terjadi, sepasang  (jantan dan betina) tinggal pada bagian atas sel ujung, dari yang     dua lainnya satu masuk ke dalam kait, yang lainnya tinggal dalam tangkai kait. K ait beserta tangkai nya lalu terpisah oleh suatu dinding melintang dari ujung hifa yang mengandung sepasang inti  jantan dan betina . Dengan demikian  pada ujung hifa terdapat suatu bagian yang terdiri atas tiga sel, satu yang paling ujung dengan sepasang inti, satu yang berasal dari ujung kait dengan satu inti, dan satu lagi yang tepat di  bawah sel yang paling ujung dengan  satu inti pula . sel yang paling ujung dengan  sepasang inti betina dan jantan itulah yang merupakan calon askus. Kedua inti jantan dan betina itu lalu bersatu, dan sel itu kemudian membesar menjadi sebuah sporangium berbentuk gada dengan satu inti yang d iploid. Inti y ang diploid itu lalu mengadakan  pembelahan tiga kali berturut-turut. Dalam askus itu sekarang terdapat  8 inti h aploid melalui  pembentukan sel bebas lau menjadi  8 askospora.
Tidak semua plasma dalam askus  habis untuk pembentukan spora tadi. Ke 8 askospora yang terbentuk itu terdapat di dalam  plasma yang merupakan sisanya dari yang terpakai untuk  pembuatan spora tadi . sisa plasma itu dinamakan periplasma. Jika askusn telah masak, dindingnya lalu membuak,  dan askospora oleh karena  mengembangnya periplasma dan kontraksi dinding askus  yang elastic itu dapat terlempar  samp[ai beberapa cm jauhnya. Selanjutnya oelh angin askospora  tersebar kemana-man dan  tumbuh menjadi tumbuhan  baru (gametofit)
Sel kait sementara itu bersatu kembali dengan sel di bawah askus yang juga hanya mempunyai satu inti, dan dengan demikian sepasang Inti yang semula  terpisah itu kembali berpasangan  dalam sel di bawah askus tadi. Sel ini dapat mengulangi pembentukan  kait seperti di uraikan di atas untuk pembentukan calon askus baru. Dengan cara ini pada ujung hifa askogen dapat terbentuk sejumlah askus yang terkumpul merupakan suatu berkas.
Menjelang waktu copulas, akat-alat kelamin diselubungi oleh selapis hifa pembalut yang haploid. Pada terbentuknya hifa askogen, hifa pembalut ikut  memanjang. Hifa-hifa askogen beserta askusnya membentuk suatu tubuh buah. Askus beserta benang-benang steril  yang berasal dari hifa pembalut  itu merupakan  suatu lapisan pada tubuh buah yang dinamakn himenium.
Dari uraian di atas jelaslah , bahwa perbedaan antara Protoascomycetes dan Euascomycetes  terletak pada hal-hal berikut :
·       Dari kopulasi gametangium  tidak langsung terbentuk askus
·       Persatuan plasma (plasmogami) dan perkawinan inti jantan dan betina (kariogami) terpisah baik tempat maupun waktunya .
Jadi bertemu inti jantan dan betina belum member jaminan akan terjadinya perkawinan kedua inti tadi. Syarat-syarat  apa dan di bawah pengaruh  kekuatan apa akhirnya  kedua inti lalu bersatu, belum diketahui dengan pasti.
Kedua inti yang akhirnyabersatu  pula itu, sudajh barng tentu bukan lagi inti-inti kelamin yang asli, yang berasal dari anteridium dan askogonium, akan tetapui keturunan inti-inti tadi.
Kejadian-kejadian yang menyimpang dari yang telah diuraikan itupun kita jumpai. Peristiwa kopulasi dapat lebih sederhana atau  mungkin sama sekali tanpa pembentukan alat-alat seksual yang khusus. Kopulasi dapat terjadi antara dua sel hifa vegetative, bahkan mungkin dua askopsora  mengadakan perkawinan.
Seringkali anteridium n tidak ada, tugas anteridium  lalu diganti oleh suatu hifa vegetative, bahkan mungkin oleh suatu konidium. Dalam keadaan demikian, trikogin askogonium  lalu melekat pada sel  yang mengambil alih tugas  anteridiu  tadi.  Mungkin juga tidak terjadi sama sekali  kopulasi, dan inti askogonium lalu membelah dabn menghasilkan inti yang berpasang pasangan, atau inti spora yang haploid pada perkecambahan  spora itu lalu membelah, dan keturunan inti-inti itu dalam sel-sel vegetative t etap berpasang-pasanagn, dan baru bersatu  pada waktu pembentukan askus.    
Kejadian yang menyimpang dari pembentukan askus yang normal buykan hanya berbeda  pada jenis yang berbeda, tetapi mungkin pula terjadi pada suatu jenis, misalnya  pada Neurospora sithophila.
Tidak jarang terjadinya inti  yang berpasanagn itu baru kemudai setelah hampir tiba wakrtunya pembentukan  kait, jadi ghifa askogen itu mula-mula sel-selnya mengandung banyak inti.
Jika askospora mengasdak kopulasi, maka tidak terdapat gametofit. Selain dari itu sporofitnya dapat pula mengalami suatu reduksi, jika askus langsung terbentuk askogonium, atau spora terbentuk  dalam gametangium betina. Selanjutnya mungkin juga pada sporofit tidak terbentuk kait, atau jiak ada kait, pada masing-masing lalu terdapat dinding pemisah.
Klasifikasi Euascomycetes ke dalam takson yang lebih kecil masih berbeda-beda. Kita pilih salah satu seperti dibawah ini.
Bangsa Perisporiales
Kopulasi antara askogonium dan anteridium akhirnya menghasilkan badan buah yang diselubungi oleh suatau dinding yang dinamakan peridium. Peridium bulat atau bangun perisai, tertutup atau dengan sebuah lubang pada bagian atasnya. Dalam bangsa ini termasuk.
a.    Suku Erysiphaceae
Kebanyakan parasit pada tumbuhan tinggi. Miselium yang muncul ke udara melapisi epidermis organ tumbuhan inang yang diserang dan  kelihatan keputih-putihan seperti tepung, oleh sebab itu juga dinamakan embun tepung (mildew). Miselium menghasilkan konidium. Selain konidium terdapat pula tubuh buah berupa peritesium. Tangkai konidiopora pada beberapa jenis cendawan “embun tepung” sering di anggap sebagai jamur lain dan dinamakan Oidium.
Dari suku ini yang hidup sebagai parasit dan menimbulkan penyakit pada budi daya tanaman  antara lain:
·       Oidium hevea, menyerang dau para (Hevea brasilliensis)
·       Oidium tuckeri, embun  tepung pada tanaman anggur, yang menyerang buah dan daun-daunnya. Jamur ini sebenarnya adalah Uncinula necator, yang jarang sekali memperlihatkan tubuh buah. Jika ada, tubuh buahnya berupa peritisium yang pada ujungnya terdapat tambahan yang tergulung. Jamur ini diberantas dengan obat-obatan yang mengandung belerang.
·       Erysiphe polygoni (E.pisi), menyerang warga Leguminosae, terutama kacang kapri (Pisum sativum)
·       E.graminis pada rumput

b.    Suku porisporiceae  
Warga suku ini hidup sebgai epifit pada tumbuh-tumbuahan.miselium yang di udara berwarna pirang atau hitam, misalnya Capnodium salicinum (embun jelaga).
c.    Suku Microthyriaceae
Warganya mmpunyai tubuh buah berbentuk perisai. Contoh Microthyrium microscopicumcara
Bangsa Plectascales
Pada jamur  ini gametangium terbentuk secara bebas . Kopulasi antara askogonium dan anteridum. Jamur ini membentuk tubuh buah, baik diluar maupun di dalam substratnya. Tubuh buah berbentuk bulat, mempunyai dinding terdiri atas lapisan miselium steril yang disebut peridium. Askus terdapat di dalamnya dan susunannya tidak beraturan. Askus itu keluar dari hifa askogen, dan mengandung 2-8 spora. Cara membukanya tubuh buah juga tidak beraturan. Pada beberapa jenis, selain tubuh buah terdapat pula pembentukan konidium dengan konidiofora yang seringkali malahan lebih bnayak daripada tubuh buahnya.
Dari bangsa ini terdapat beberapa suku, antara lain:
a.    Suku Gymnoascacea
Pada suku ini gametangium masih sangat sederhana, serupa gametangium pada Dipodascac eae. Askus bulat merupakan suatu berkas di samping askogonium yang memanjang. Hifa askogen (sprofit) belum sempurna. Hifa pembalut dan tubuh buah belum terdapat. Pada jenis-jenis cendawan tertentu dari suku ini antara lain pada Ctenomyces, telah terdapat hifa askogen yang pendek, dan mulai kelihatan permulaan pembentukan tubuh buah dengan hifa-hifa pembalut yang belum teranyam rapat. Jenis-jenis lainnya dimasukkan dalam dua marga ialah Gymnoascus dan Myxotrichum.
b.    Suku Aspergillaceae
Alat kelamin betina (askogonium) telah mempunyai trikogen dan sehabis perkawinan zigot membantu hifa askogen. Tetapi gametangium itu seringkali mengalami reduksi jadi belum terdapat  keseragaman mengenai alat kelaminnya. Tubuh buah berupa kleistotesum yang kadang-kadang hanya berupa setukal hifa yang tidak beraturan, tetapi paling sedikit dapat dio bedakan dalam suatu jaringan dasar yang tidak dapat dan selubung (peridium) yang bersifat sebagai plektenkim. Askus bulat, tersebar tidak beraturan dalam badan buah tadi dan sporanya baru dapat terpencar, jika tubuh buah telah pecah.
Dari suku ini yang  terkenal ialah marga Aspergillus. Konidiofora pada  ujungnya membesar, dan pada ujung itu terdapat sterigma dengan knodium yang berderet-deret, misalnya pada : konidiofora pada ujungnya membesar dan pada ujung itu terdapat sterigma dengan konidium yang berderat-deret, misalnya pada:
·       Aspergillus oryzae, digunakan dalam pembuatan minuman alcohol (sake) dari nasi
·       Aspergillus wentii, mempunyai daya untuk memecah zat putih telur dan mengubah karbohidrat seperti tepung dan zat-zat yang menyerupai selulosa menjadi gula. Dipergunakan antara lain pada pembuatan kecap dan taoco
Jenis-jenis lain dalam marga ini yaitu A. herbariorum, A. niger, dan A. flavus.
Penicilium, konidiofora pada ujung tidak melebar melainkan bercbang-cabang, dengan deretan konidium pada cabang-cabang tadi. Jamur ini banyak terdapat sebagai saprofit pada bahan-bahan organic, misalnya:
·       P. notatum, yang menghasilkan antibiotic penislin
·       P. glaucura, antara lain menyebabkan roti menjadi “apeg” dapa pula menghasilkan penisilin
\\\\
Anak kelas BASIDIOMYCETES
Pada basidiomycetes terdapat suatu  organ yang karakteristik baginya, sepertoi askus pada ascomycetes, yaitu  basidium. Basidium adalah suatu badan yang melalui peneonjolan (pembentukan sterigma) selalu membentuk 4 spora. Basidium terdiri atas satu sel yang membesar  atau terbentuk gada dengan 4 eksospora padanya atau bersekat-sekat, jadi terdiri atas beberapa sel yang masing-masing membentuk satu basidiospora.
Berdasarkan bentuk dan susunan basisiumnya kita membedakan:
1.    Holobasidiomycetes, basidium terdiri atas satu sel.
2.   Phagmobasidomycetes, basidium bersekat-sekat terbagi menjadi 4 bagian sel.
Holobasidiomycetes
Dalam golongan ini termasuk cendawan-cendawan yang dikalangan umum dikenal dengan nama jamur, yang terdapar pada kayu-kayu yang lapu atau di tempat-tempat yang lain.
Miselium umurnya lebih dari setahun, selama keadaan buruk miselium berada dalam tanah, kadang-kadang juga dalam kayu. Beberapa jenis jamur ini hidup bersimbiosis pada akar  tumbuh-tumbuhan dan merupaka suatau golongan organism yang kita kenal dengan nama mikoriza.
Beberapa dari jenis jamur dari golongan ini dalam musim-musim tertentu (di Eropa dalam musim akhir panas, di Indonesia dalam musim hujan) membentuk tubuh buah yang besra yang serikali mempunyai bentuk seperti paying terbuk dan dapat mencapai garis tengah 1 m dan berat 50kg (Polyporus giganteus). Tubuh buah berbagai jenis jamur ini banyak yang dapat dimakan misalnya jamur merang (Volvariella volvacea).
Perkembangann jamur ini berbeda-beda. Pada pokoknya berlangsung seperti dilukiskan pada gambar 114.
Basidiospora mempunyai jenis kelamin yang berbeda. Pada perkecambahan spora tadi terjadilah dua macam miselium yang bersekat dengan satu inti dalam tiap sel. Perkecambahan ini tiada terbatas. Jika dua sel vegetative yang berlainan jenis kelamin bertemu, maka dua sel I tu menjadi satu (somatogami) dan terjadilah satu sel dengan sepasang inti di dalamnya. Jadi pada miselium yang tumbuh dari basidiospora itu tidak dihasilkan alat-alat kelamin yang khusus.
Sel persatuan tadi lalu tumbuh merupakan hifa dengan sel-sel yang dikariotik. Pemebtukan sekat berlangsung seperti berkut. Sel-sel pada hifa yang letaknya paling ujung membentuk suatu kait yang disini disebut gesper. Satu diantara sepasang inti tadi lalu masuk di dalamnya dan membelah menjadi dua, satu diantaranya masuk ke dalam ujung sel. Sementara itu inti yang lain mengadakan pembelahan. Juga dari inti ini satu menuju ke ujung sel dan yang lainnya tinggal dai dalam bagian pangkal. Pada ujung sel sekarang terdapat sepasang inti lagi. Sel lalu membuat dinding pemisah di tempat keluarnya kait, dan kemudia satu  dinding pemisah lagi yang membatasi sel ujung. Kait lalu bersatu lagi dengan sel yang ada di bawah sel ujung dan dengan demikian sel ini menjadi dikariotik lagi. Jiak peristiwa ini kita perhatiakan benar-beanar, maka kejadian-kejadian demikian ini mirip dengan yang terjadi pada Euascomycetes menjelang pembentukan askus. Jika pada Euascomycetes terdapat alat-alat kelmin berupa askogonium dan anteridium, pada Basidiomycetes yang bersatu dua sel vegetative berasal dari dua spor yang berlainan jenis kelaminnya. Kait pada euascomycetes pada Holobasidiomycetes dinamkan gesper . jadi kait dengan gesper tidak hanya homolog, tetapi juag analog. Keduanya mempunayi fungsi yang sama. Pembentukan gesper selanjutnya diulangi lagi tiap-tiap kali akan terbentuk dinding pemisah, sehingag terjadinya miselium yang bercabang-cabang dengan sel-selnya yang diakariotik. Dalamsituasi demikian itu jamur ini dapat tumbuh terus sampai beberapa tahun, dan akhirnya di bawah syarat-syarat luar tertentu, antara lain adanay suatu zat tumbuh lalu membentukl  bada buah. Berlaina dengan Ascomycetes, plektenkim tubuh buah Basisiomycetes terdiri atas hifa-hifa yang sel-selnya mempunyai dua inti. Paad tubuh buah tadi, umunya pada sisi bawah,  hifa yang akan memebentuk basidium lalu tersusun merupaka suatu lapisan himenium yang juga mempunyai susunan seperti jaringan palisade. Hifa yang akan membentuk basidium, sel ujunngnya lalu membesar membentukl gada. Di dalam basidium ini sepasang inti di dalamnya lau bersatu dan segera diikuti oleh pembelahan reduksi, hingga demikian di dalam basidium terdapat 4 inti haploid, dan dua-dua mempunyai jenis kelmain yang berlawanan. Smentara itu pada ujung basidium terjadi 4 penonjolan yang disebut sterigma dengan ujung yang bulat atau jorong yang kemudian akan menjadi basidiospora. Tiap inti yang haploid tadi lalu masuk ke dalam calon basidospora melalui sterigma tadi.
Jika sudah masuk, basisiospora itu oleh kekuatan turgor baasidum terlempar tak seberapa jauh dari sterigma dan seterusnya tersebar oleh angin.
Dalam himenium tubuh buah Holobasidioycetes, di samping basidum terdapat pula hifa steril dengan sepasang intinya yang telah mengalami degenarasi dan seperti pada badan buah Ascomycetes juga diamakan parafisis. Selain basidium dan parafisis masih terdapat hifa-hifasteril yang lebih besar dari pada parafisis yang  dinamakan  sisitidium.
Dalam Holobasidomycetes termasuk berbagai jenis cendawan yang perkembangnya menyimpang dari prototype seperti di uraikan di atas. Ada beberapa jenis yang mempunyai jenis kelamin campuran dan terjadi fase dikariotik tidak di dahului oleh kopulasi. Ada pula yang memperlihatkan perbedaan ukuran mengenai hifa yang berbead jenis kelaminnya, dan di dalam hal ini inti sel yang kecil masuk kedalam sel yang lebih besar.
Miselium yang tumbuh dari spora yang berbeda jenis kelminnya itu dapat kita samakan dengan gametofit, tetapi olehnya tidak dibentuk laat-alat kelamin yang khusus. Fase dikariotik dapat disamakan dengan sporofitnya, dan basidium dapat disamakan dengan sporangium.
Phramobasidiomycetes
Basidum oleh sekat-sekat melintang terbagi menjadi 4 sel, masing-masing menonjolkan satu spora, tetapi ada pula basidium yang terbagi oleh sekat-sekat membujur atau seperti Holobasidiomycetes terdiri satu sel saja.
Bangsa Tremellates
Dari bangsa ini jenis-jenisyang masih sederhana tidak membentuk tubuh buah. Yang  lebih tinggi tingkat perkembanganya mempunyai tubuh buah yang menyerupai tubuh buah Hydnaceae, tetapi belendir. Basidium selalu terbagi menjadi 4 oleh sekat-sekat yang membujur. Suatu contoh Tremella lutescens.
Bangsa Auriculariales
Bangsa ini meliputi sederetan cendawan-cendawan dari yang masih sederhan seperti jarring labah-labah, tanpa himenium sampai cendawan-cendawan mempunyai tubuh buah yang telah mengadakan diferensiasi. Yang karakteristik untuk golongan ini ialah tubuh buah yang meneyerupai d aun telinga, yang pada sisi atasnya yang cekung terdapat lapisan himenium. Basidium selalu dibagi 4 sel sekat-sekat melintang, dan dari masing-masing sel itu kesamping di tonjolkan sterigma dengan satu spora.
Pada beberapa jenis cendawan yang tergolong dalam Auriculariales, pada pangkal basidium terdapat suatu badan yang membesar, yang dinamakan probasidium atau hipobasidium dan merupakan sel terakhir hifa yang dikariotik. Dalam probasidium terjadilah peleburan inti, dan baru kemudian dari probasidium ini dibentuk basidium yang bersekat, yang didahului oleh pembelahan reduksi. Probasidium ada aynag berdinding tipis ada pula yang berdinding tebal.
Cendawan ini kebanyakan hidup sebagai saprofit pada bagian tumbuh-tumbuhan yang telah mati, ada pula yang parasit pad lumut, bahkan ada yang hidup sebgai para  parasit pada kutu-kutu yang paling terkenal dari bangsa ialah:
·       Auricularia polytricha (jamur kuping). Tubuh buah berwarna coklat, menyerupai daun telinga, sisis atas berlipat dan mempunyai rambut-rambut pendek yang tersusun amat rapat. Biasanya terdapat pada dahan-dahan ayang kering, tubuh dapat dimakan, biasanay dalam sayur (kimlo)
·       Auricularia auricular-judae. Menyerupai A. polytricha, di Indonesia tidak begitu banyak terdapat, banyak diimpor dari R.R.C

KELAS PHYCOMYCETES
Talusnya hanya dari yang brtingkat rendah saja yng kecil dan berinti satu, lainnya yang bertingkat lebih tinggi selalu bercabang-cabang dan mempunyai bnayk inti, biasanya tidak bersekat-sekat, jadi bersifat sifonal( pina atau buluh).
Pembiakan generative biasanya melalui oogami,  pembiakan vegetative seringkali dengan zoospora. Fase diploid terbatas pada zigot saja.
Phycomycetes sering hidup dalam air , sebagai parasit atau saprofit pada hewan hewan atau tumbuhan air, ada pula yang hidup darat.
Organisme ini memperlihatkan banyak persamaaan dengan ganging, dan oleh karena itu sering juga dinamakan jamur ganggang
Phycomycetees  dibagi dalam 6 bangsa, yaitu :
Bangsa Myxochytridiales
Sel-selnya telanjang dan terpisah-pisah, kebanyakn hidup sbagai parasit atau tumbuhan air yang bertingkat rendah, tetapi ada juga yang hidup pada tumbuhan darat. Myxochytriales mengeluarkan sel-sel kembara kecil dengan satu atau dua bulu cambuk. Melihat protoplasmanya yang tidak berdinding itu dapat kita tarik kesimpulan, bahwa organism ini dekat dengan Myxomycetes da flagellate. Myxochytridiales merupakan golongan cendawan yang paling sederhana dan paling rendah tingkat perkembangannya, oleh sebab itu juga dinamkan cendawan purba (Archimycetes).
a.    Suku Olpidaceae
Sel-sel vegetative telanjang, seluruhnya dapat berubah menjadi zoosporangium yang berdinding atau berubah menjadi suatu sel awetan. Zoospore mempunyai satu bulu cambuk,  misalnya Olpidium brassicae. Sel-sel nya kembara dengan satu bulu cambuk yang opistokon (kearah belakang) masukl dalam sel-sel daun kubis dengan membuat lubang pada sel (dengan perantara enzima), lau hidup ameboid sebagai parasit dalam sel tadi. Setelah intinya berulang-ulang mengadakan pembelahan, kemudian membentuk dinding dari kitin, membuat tonjolan yang menembus sel-sel inang sampai di luar, akhirnya mengeluarkan sel-sel kembara yang dapat menginfeksi sel daun-daun kubis lain. Sel-sel kembara itu dapat juga berkopulasimenjadi suatu zigot telanjang dengan dua bulu cambuk dengan masuk ke dalam sel inang dan di situ berubah menjadi sel awetan. Kedua intinya bersatu dalam musim semi di tahun berikutnya dan kemudian (mungkin sekali dengan pembelahan reduksi) mengeluarkan banyak sekali sel-sel kembara. Jamur ini biasaya merupakan penyakit pada tanaman kubis  (Brassica oleraceae) yang masih kecil.
b.    Suku Plasmodiophoraceae
Tingkatan vegetative tidak mempunyai dinding sel, hidup terpisah-pisah atau mengumpul merupakan semacam plasmodium yang berinti bnayak , yang haploid, dan setelah terjadi peleburan inti, lalu mengadakan pembelahan reduksi dan menjadi spora yang setelah berkecambah menjadi suatu sel kembara dengan satu bulu cambuk atau dua yang heterokon. Contoh nya Plasmodiophora brassicae, juga merupakan penyakit pada kubis (Brassica oleracea).
Bangsa Chytridiales
Dari organism ini, yang rendah tingkat perkembanganya, hidup sebagai saprofit atau parasit pada tumbuhan dan binatang air. Sel-sel nya mempunyai dinding yang terdiri atas kitin. Beberapa contoh dari bangsa ini ialah:
·       Rhizophidium pollinis , hidup sebagai badan-badan bulat dalam air, mengeluarkan haustorium untuk mengambil makanannya dari serbuk dari  pohon pinus yang jatuh dalam air. Pembiakan aseksual dengan zoospore yang mempunyai satu bulu cambuk yang opistokon .
·       Rhizopidium goniosporum. Pembiakan aseksual melalui perkawinan gamet jantan kecil melekat pada suatu sel betina. Zigot  membuat dinding Yang kuat, akhirnya akan berkecambah dan mengeluarkan zoospore
·       Polyphagus euglenae, hidup sebagai parasit pada euglena. Pada pembuiakan seksual, sel-selnya ada yang lalu berubah menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Perkawinan  terjadi dalam saluran kopulasi dekat dengan gametangium jantan dan kemudia membesar. Zigot mempunyai dua inti dengan dinding yang kuat. Sebelum perkecambahan, kedua inti dalam zigot itu bersatu, diikuti oleh pembelahan reduksi, dan zigot itu akhirnya mengeluarkan banyak zoospore.
Bangsa Blastocladiales 
Dari  golongan ini warga yang rendah tingkt perkembanganya masih sangat menyerupai Chytridiales, misalnya Blastocladiaceaevariabilis dan Allomyces javanicus (suku Blastocladiaceae), kedua-duanya hidup dalam tanah basah, mempunyai miselium yang bercabang dengan dinding kitin.
Pada pembiakan generative terbentuk satu atau beberapa gametangium mengeluarkan banyak gamet dengan satu bulu cambuk. Yang masih rendah tingkatannya mempunyai gamet betina dan jantan yang sama (isogamete). Pada Allomyces terdapat anisogami. Sehabis kopulasi zigot itu tumbuh menjadi individu yang seringkali serupa dengan individu permulaan, tetapi yang tumbuh dari zigot ini adalah suatu sporofit. Padanya terdapat sporangium yang menghasilkan zoospore. Sanagt boleh jadi zoospore bersifat diploid.
Jadi pada Blastocladiales terdapat pula pembiakan seksual dan aseksual yang terjadi pada dua individu yang terpisah. Kedua individu itu meruapakan keturunan yang bergiliran secara teratur. Melihat sel-sel kembara dengan satu bulu cambuk yang opistokon dan diding selnya yang terdiri atas kitin, diduga bahwa Blastocladiales berasal dari Chytridiales.
Daftar Rujukan
-        Prof. Ir. Tjitrosoepomo Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : gadjah
Mada University Press.

Catatan :
-        Gametangiogami : perkawinan dua gametangium yang berlainan jenis kelaminnya
-        Gerak kemotaksis : gerakan spermatozoid ke arah ovum, karena adanya ransangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkan oleh sel telur.
-        Himenium : dalam tubuh buah, askus atau basidium  tersusun tegak dan berjajar seperti jaringan tiang (palisade) bersama-sama dengan parafisis dan merupakan suatu lapisan
-        Hifa: satu helaian benang halus
-        Kariogami : peleburan dua inti
-        Miselium : kumpulan dari hifa
-        Oidium : tangkai konidiopora pada beberapa jenis cendawan “embun tepung” sering di anggap sebagai jamur lain
-        Plasmogami : peleburan dari plasma satu dengan yang lain
-        Polenkim : jaringan hifa yang lender, terlihat jelas dan mudah di pisahkan satu sama lain
-        Pseudoparenkim : jaringan hifa yang lebih padat dan seragam
-        Rizomorf : anyaman hifa yang sangat padat berguna dalam mengatasi keadaan buruk
-        Senosit : inti yang lebih dari satu dalam satu sel
-        Sitoplasma ; cairan sel
-        Sklerotim : anyaman hifa sepadat rizomorf, berguna dalam mengatasi keadaan buruk
-        Somatogami : perkawinan dua sel talus  ynag tidak mengalami diferensiasi).
-        Spora kembara : spora yang mampu tumbuh dalam waktu lama
-        Teletospora, klamidospora, atau gemma: dapat merubah sel-sel tertentu menjadi alat-alat untuk mengatasi kala yang buruk
-        Trikogin : pada ujung askogonium terdapat suatu tonjolan yang memanjang dengan ujung yang bengkok dengan  di dalamnya banyak inti, tonjolan dengan bentuk yang sitimewa

1 komentar: